Bayi Tabung, Resiko Cacat Kongenital Mengintai

Semua wanita pasti mendambakan untuk bisa hamil dan mempunyai anak. Tetapi tidak semua wanita bisa hamil secara alami. Dunia medis jaman sekarang begitu maju, tentu hal ini memberikan efek positif bagi mereka yg ingin mempunyai anak. Bayi tabung merupakan salah satu cara untuk mendapatkan anak melalui bantuan dokter.
Tetapi tunggu dulu bagi anda yg ingin mempunyai anak dari bayi tabung. Banyak hal yg harus anda pahami, mulai cari prosedur bayi tabung, sampai dengan resiko yg terjadi pada bayi yg dihasilkan.
Berdasarkan penelitian yg dilakukan oleh American Academy of Pediatric National Conference Exhibition in New Orleans terhadap bayi yg lahir tahun 2006-2007 dengan kriteria bayi tabung, ibu dengan kriteria berdasar umur, ras, berapa kali melahirkan, jenis kelamin bayi, tahun melahirkan, dan cacat kongenital. Ditemukan terjadinya peningkatan cacat kongenital sebanyak 9% vs 6,6% dari kehamilan alami ibu dengan latar demografi yg sama. Khusunya cacat mata 0,3% vs 0,2%, jantung 5% vs 3%, sistem reproduksi dan urine 1,5 % vs 1%, resiko kecacatan lebih besar dengan bayi tabung.

Sumber: sciencedaily.com

Obesitas, BB Turun, Belum Tentu Hamil

Obesitas terutama pada wanita merupakan momok yg menakutkan. Bukan hanya karena banyaknya penyakit yg mengintai, tetapi juga dapat mempersulit terjadinya kehamilan.
Bagi wanita obesitas yg ingin mempunyai anak dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan pada wanita obesitas mempunyai fase folikuler (bakal telur) yg panjang, sehingga terjadinya ovulasi (matangnya sel telur, atau subur) sangat sulit.
Penelitian yg dilakukan oleh Penn State College of Medicine Researches pada 29 wanita obesitas, dengan melihat frekuensi ovulasi dan kualitasnya dengan cara mengumpulkan urine tiap pagi, melihat siklus mens dan juga hormon pada ovarium. Peneliti menemukan frekuensi ovulasi meningkat lebih dari 90% setelah dilakukan operasi perut untuk menurunkan BB. Peningkatan terjadi pada bulan 1,3,6,12,24 bulan setelah operasi. Pada kualitas ovulasi tidak ada perubahan, siklus pada ovarium mengalami perubahan sedikit.
Melihat penelitian ini dapat disimpulkan bahwa wanita obesitas, BB turun, tidak menjamin terjadinya kehamilan. Kehamilan terjadi bukan karena adanya ovulasi saja, tetapi juga tergantung dari hasrat seksual masing-masing pasangan dan juga intensitas hubungan seksual.

Sumber: sciencedaily.com